Jumputan dan Batik untuk yang Muda
Jumputan dan Batik untuk yang Muda
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Agustina N.R
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perancang asal Yogyakarta, Suroso (Rosso) punya misi membuat batik kian akrab dengan anak muda. Ini berpengaruh pula pada motif yang digunakan.
Menggabungkan dua atau tiga hal merupakan ciri khas dari laki-laki lulusan sastra Prancis, Akademi Bahasa Asing Yogyakarta. Dalam proses pembuatan dan pemilihan motifnya, Rosso menggabungkan proses jumputan dan batik.
"Saya menggabungkan jumputan dan batik. Kolaborasi dua seni dalam satu kain. Ciri khas motif saya tetap menggunakan motif-motif tradisional," imbuh Suroso si perancang asal Yogyakarta itu, Selasa (10/4/2012), di Hotel Santika Premiere Jakarta.
Tak hanya itu, dalam pemakaian aksesoris model, Rosso merangkai tujuh aksesoris kecil menjadi satu. Aksesoris yang menghiasi leher model terlihat besar namun tetap elegan.
Untuk cutting baju, Rosso membuat cutting yang tak lazim. Terlihat dari blus tanpa dijahit dan hanya diberikan kerah, dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan terlihat trendi nan etnik.
Sedangkan tunik dengan model lengan asimetris, dress dengan kerah drakula, atau dress dengan aksen sayap pada bagian pinggang menjelaskan desain Rosso cocok bagi perempuan aktif yang menukai hal unik, modern, dan tak enggan mengenakan batik.
"Misi saya, batik untuk anak muda. Saya desain baju dulu, baru motif batiknya. Jadi ketika dipakai tidak full batik atau terlihat tua," kata Rosso yang mengawali pembuatan koleksi ready to wear tahun 2005 ini.
Berita lengkap silakan klik Tribun Jakarta edisi Rabu (11/4/2012) petang.