Al-Ikhwan Al-Muslimun
Al-Ikhwan Al-Muslimun
Judul Buku : Al-Ikhwan Al-Muslimun; Siapa Kami dan Apa yang Kami Inginkan
Judul Asli : Al-Ikhwan Al-Muslimun, Man Nahnu wa Madza Nuridu
Penulis : Amer Syamakh
Penerjemah : M. Anas Aziz
Penerbit : PT Era Adicitra Intermedia
Cetakan Ke : 1
Tahun Terbit : Ramadhan 1432 H/Agustus 2011 M
Dimensi : xxiv + 136 hlm., 21 cm
***
Nama Ikhwanul Muslimin, Al-Ikhwan Al-Muslimun, atau biasa disingkat dengan Ikhwan, tiba-tiba melejit belakangan ini, hingga di telinga orang-orang awam sekalipun. Pasalnya, musim semi Arab yang ditandai dengan bangkitnya umat di kawasan Timur Teng ah, tumbangnya rezim diktator dan tumbuhnya politik Islam disebut-sebut sebagai bagian dari kerja-kerja Ikhwan. Partai Keadilan dan Pembangunan yang menang di Turki, Partai En-Nahda yang memenangi pemilu Tunisia, Partai Keadilan dan Pembangunan yang menang di Maroko, semuanya dinilai berafiliasi dengan Ikhwan. Apalagi Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) yang menang di Mesir; secara resmi sudah dipublikasikan bahwa ia adalah sayap politik Ikhwan.
Lalu siapa ikhwan dan apa yang diinginkannya? Buku Al-Ikhwan Al-Muslimun; Siapa Kami dan Apa yang Kami Inginkan ini berusaha menjawab dua pertanyaan penting itu dengan jelas dan singkat.
Hal mendasar yang disampaikan Amer Syamakh dalam buku ini, sehingga ia merasa perlu menuliskannya dalam mukadimah adalah, bahwa Al-Ikhwan Al-Muslimuin yang didirikan Hasan Al Banna pada tahun 1928 merupakan gerakan Islam yang bersifat integral, karena Islam bersifat syamil mutakamil dan umat Islam perlu bangkit dalam seg ala bidang. Maka gerakan Ikhwan adalah dakwah salafiyah, thariqah sunniyah, haqiqah shufiyah, hai'ah siyasiyah, jama'ah riyadhiyah, rabithah ilmiyah tsaqafiyah, syirkah iqtishadiyah, sekaligus fikrah ijtimaiyah. Integralitas Ikhwan inilah yang membedakan ia dengan gerakan Islam lainnya. Ikhwan tidak hanya concern di satu bidang, tetapi memberikan perhatian menyeluruh kepada seluruh bidang, baik pendidikan, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan lain sebagainya. Dalam tataran praktis, Ikhwan membentuk berbagai sayap organisasi untuk menangani masing-masing bidang, termasuk membentuk organisasi-organisasi profesi.
Amer Syamakh tak lupa menjelaskan karakteristik dakwah Ikhwanul Muslimin dalam buku ini. Mungkin ia mempertimbangkan karena tidak selamanya Ikhwan menggunakan nama aslinya. Namun sepanjang gerakan dakwah tertentu memiliki karakter yang sama, sangat dimungkinkan ia terinspirasi atau berafiliasi kepada Ikhwan. Karakter dakwah yang dimaksud terdiri dari tujuh poin: menjauhi titik-titik khilafiyah, jauh dari dominasi tokoh dan pembesar, menjauhi partai dan golongan yang bisa memicu atau memperparah ta'asub, bertahap dalam langkah, mengutamakan kerja di atas retorika, cepat didukung para pemuda, serta cepat berkembang di kota dan juga di desa.
Tujuan Ikhwanul Muslimin diklasifikasikan menjadi dua oleh penulis; tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek bisa dilihat ketika seseorang bergabung dengan Ikhwan dan apa yang dilakukan Ikhwan dalam amal-amal di medan umum. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah melakukan perubahan secara total dan integral dengan melibatkan seluruh unsur kekuatan umat menuju Islam. Perjuangan Ikhwan menghendaki kebangkitan umat yang ideal; terbentuknya masyarakat dan peradaban yang menjadikan Al-Qur'an dan sunnah sebagai pedomannya, terbentuknya daulah Islam yang pemerintahnya muslim didukung umat Islam untuk mengatur seluruh aspek kehidupan dengan syariat Islam.
Secara rinci, penulis (Amer Syamakh) menjelaskan "Wa Madza Nuridu", apa yang kami (Ikhwan) kehendaki dalam sembilan poin penjelasan dan langkah-langkahnya sejumlah lima tahapan yang dikenal sebagai maratibul amal pada halaman 21-26. Sembilan pon itu adalah hukum/pemerintahan dalam negeri, hubungan internasional/luar negeri, peradilan, sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem sosial (khususnya keluarga), akhlak dan moralitas, serta spirit umum individu dan kolektif, rakyat maupun pejabat. Sedangkan lima pon maratibul amal adalah pembentukan pribadi muslim, rumah tangga muslim, masyarakat muslim, pemerintahan Islam, dan negara Islam.
Ada banyak hal yang diungkap dalam buku ini mengenai Ikhwan, mulai dari rahasia kekuatan Ikhwan dan kunci suksesnya sampai penjelasan mengenai pandangan-pandangan Ikhwan dalam hal pemerintahan, demokrasi, HAM, dan sebagainya. Tidak berlebihan jika di cover depan buku ini tertulis "Top Secret" karena banyak "rahasia" yang di ungkap di buku ini, yang semestinya diketahui oleh aktifis dakwah, terutama yang terinspirasi atau berafiliasi kepada Ikhwan. [Muchlisin]
nah sekian itu artikel postingan tentang Al-Ikhwan Al-Muslimun semoga sharepaste dapat memberikan tebaik untuk anda , jangan lupa ada yang terkait tuh di bawah ini dan ada juga yang musti kamu baca lewat daftar isinya ^_^Judul Asli : Al-Ikhwan Al-Muslimun, Man Nahnu wa Madza Nuridu
Penulis : Amer Syamakh
Penerjemah : M. Anas Aziz
Penerbit : PT Era Adicitra Intermedia
Cetakan Ke : 1
Tahun Terbit : Ramadhan 1432 H/Agustus 2011 M
Dimensi : xxiv + 136 hlm., 21 cm
***
Nama Ikhwanul Muslimin, Al-Ikhwan Al-Muslimun, atau biasa disingkat dengan Ikhwan, tiba-tiba melejit belakangan ini, hingga di telinga orang-orang awam sekalipun. Pasalnya, musim semi Arab yang ditandai dengan bangkitnya umat di kawasan Timur Teng ah, tumbangnya rezim diktator dan tumbuhnya politik Islam disebut-sebut sebagai bagian dari kerja-kerja Ikhwan. Partai Keadilan dan Pembangunan yang menang di Turki, Partai En-Nahda yang memenangi pemilu Tunisia, Partai Keadilan dan Pembangunan yang menang di Maroko, semuanya dinilai berafiliasi dengan Ikhwan. Apalagi Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) yang menang di Mesir; secara resmi sudah dipublikasikan bahwa ia adalah sayap politik Ikhwan.
Lalu siapa ikhwan dan apa yang diinginkannya? Buku Al-Ikhwan Al-Muslimun; Siapa Kami dan Apa yang Kami Inginkan ini berusaha menjawab dua pertanyaan penting itu dengan jelas dan singkat.
Hal mendasar yang disampaikan Amer Syamakh dalam buku ini, sehingga ia merasa perlu menuliskannya dalam mukadimah adalah, bahwa Al-Ikhwan Al-Muslimuin yang didirikan Hasan Al Banna pada tahun 1928 merupakan gerakan Islam yang bersifat integral, karena Islam bersifat syamil mutakamil dan umat Islam perlu bangkit dalam seg ala bidang. Maka gerakan Ikhwan adalah dakwah salafiyah, thariqah sunniyah, haqiqah shufiyah, hai'ah siyasiyah, jama'ah riyadhiyah, rabithah ilmiyah tsaqafiyah, syirkah iqtishadiyah, sekaligus fikrah ijtimaiyah. Integralitas Ikhwan inilah yang membedakan ia dengan gerakan Islam lainnya. Ikhwan tidak hanya concern di satu bidang, tetapi memberikan perhatian menyeluruh kepada seluruh bidang, baik pendidikan, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan lain sebagainya. Dalam tataran praktis, Ikhwan membentuk berbagai sayap organisasi untuk menangani masing-masing bidang, termasuk membentuk organisasi-organisasi profesi.
Amer Syamakh tak lupa menjelaskan karakteristik dakwah Ikhwanul Muslimin dalam buku ini. Mungkin ia mempertimbangkan karena tidak selamanya Ikhwan menggunakan nama aslinya. Namun sepanjang gerakan dakwah tertentu memiliki karakter yang sama, sangat dimungkinkan ia terinspirasi atau berafiliasi kepada Ikhwan. Karakter dakwah yang dimaksud terdiri dari tujuh poin: menjauhi titik-titik khilafiyah, jauh dari dominasi tokoh dan pembesar, menjauhi partai dan golongan yang bisa memicu atau memperparah ta'asub, bertahap dalam langkah, mengutamakan kerja di atas retorika, cepat didukung para pemuda, serta cepat berkembang di kota dan juga di desa.
Tujuan Ikhwanul Muslimin diklasifikasikan menjadi dua oleh penulis; tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek bisa dilihat ketika seseorang bergabung dengan Ikhwan dan apa yang dilakukan Ikhwan dalam amal-amal di medan umum. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah melakukan perubahan secara total dan integral dengan melibatkan seluruh unsur kekuatan umat menuju Islam. Perjuangan Ikhwan menghendaki kebangkitan umat yang ideal; terbentuknya masyarakat dan peradaban yang menjadikan Al-Qur'an dan sunnah sebagai pedomannya, terbentuknya daulah Islam yang pemerintahnya muslim didukung umat Islam untuk mengatur seluruh aspek kehidupan dengan syariat Islam.
Secara rinci, penulis (Amer Syamakh) menjelaskan "Wa Madza Nuridu", apa yang kami (Ikhwan) kehendaki dalam sembilan poin penjelasan dan langkah-langkahnya sejumlah lima tahapan yang dikenal sebagai maratibul amal pada halaman 21-26. Sembilan pon itu adalah hukum/pemerintahan dalam negeri, hubungan internasional/luar negeri, peradilan, sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem sosial (khususnya keluarga), akhlak dan moralitas, serta spirit umum individu dan kolektif, rakyat maupun pejabat. Sedangkan lima pon maratibul amal adalah pembentukan pribadi muslim, rumah tangga muslim, masyarakat muslim, pemerintahan Islam, dan negara Islam.
Ada banyak hal yang diungkap dalam buku ini mengenai Ikhwan, mulai dari rahasia kekuatan Ikhwan dan kunci suksesnya sampai penjelasan mengenai pandangan-pandangan Ikhwan dalam hal pemerintahan, demokrasi, HAM, dan sebagainya. Tidak berlebihan jika di cover depan buku ini tertulis "Top Secret" karena banyak "rahasia" yang di ungkap di buku ini, yang semestinya diketahui oleh aktifis dakwah, terutama yang terinspirasi atau berafiliasi kepada Ikhwan. [Muchlisin]