Halawatul Iman (Manisnya Iman)
Halawatul Iman (Manisnya Iman)
Saudaraku,
sungguh indah ungkapan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berikut, Beliau bersabda:
Ø«ÙÙÙاث٠٠ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'Ù ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙجÙد٠ØÙÙÙاÙÙة٠اÙÙØ¥ÙÙ'Ù ÙاÙÙØ Ø£ÙÙÙ' ÙÙÙÙÙÙ'Ù٠اÙÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙ'ÙÙÙ٠أÙØÙبÙ'٠إÙÙÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙ Ù'Ùا سÙÙÙاÙÙÙ ÙØ§Ø ÙÙØ£ÙÙÙ' ÙÙØÙبÙ'٠اÙÙ ÙرÙ'Ø¡Ù ÙÙا ÙÙØÙبÙ'ÙÙ٠إÙÙÙ'Ùا ÙÙÙÙÙØ ÙÙØ£ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'رÙÙ٠أÙÙÙ' ÙÙعÙÙد٠ÙÙ٠اÙÙÙÙÙ'ر٠ÙÙÙ Ùا ÙÙÙÙ'رÙÙ٠أÙÙÙ' ÙÙÙÙ'Ø°ÙÙÙ Ù٠اÙÙÙ'ÙارÙ
Tiga hal yang bisa membuat seseorang bisa merasakan manisnya keimanan: Mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan tidak mau kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak mau dilemparkan ke dalam api. (H.R. Bukhari Muslim)
Imam Nawawi, ketika mengomentari hadits ini di dalam Syarh Muslim menerangkan, makna halawatul Iman adalah:
اÙسÙ'تÙÙÙ'Ø°Ùاذ اÙØ·Ù'ÙاعÙات
(Merasakan nikmatnya melakukan ketaatan)
Seorang hamba yang sudah mendapatkan manisnya iman akan merasa nikmat dalam melakukan ketaatan. Segala perintah Allah akan terasa ringan baginya. Semua larangan Allah akan dengan mudah ditinggalkannya. Ketaatan baginya bukanlah beban. Larangan Allah untuknya bukanlah pembatasan kebebasan, atau pengekangan, tapi akan ia rasakan sebagai suatu bentuk kasih sayang Allah agar ia selamat, baik di dunia maupun di akh irat.
تÙØÙÙ Ù'ÙÙ٠اÙÙ ÙØ´ÙÙÙ'Ùات ÙÙ٠رÙضÙا اÙÙ٠عÙزÙ'Ù ÙÙجÙÙÙ'ÙØ ÙÙرÙسÙÙÙÙ - صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ - ÙÙØ¥ÙÙØ«Ùار Ø°ÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠عÙرÙض٠اÙدÙ'ÙÙÙ'ÙÙا
(Rela memikul seberat apapun beban dan kesulitan, demi mengharap ridha Allah dan Rasul-Nya, dan lebih memilih ridha Allah dan Rasul-Nya ketimbang tawaran keduniaan)
Rasulullah dan para Sahabat Beliau yang mulia adalah tauladan kita semua dalam hal ini. Ingatkah kita, bagaimana pada suatu ketika, di saat pengaruh Islam semakin melebar luas, datanglah kepada Rasulullah beberapa orang pembesar kaum musyrikin Mekkah menawarkan beliau kedudukan, harta dan wanita. Namun, semua tawaran itu dengan tegas Beliau tolak. Ridha Allah lebih beliau pilih daripada ridha manusia, dakwah dan risalah ini lebih besar dan berharga bagi Beliau dari semua tawaran-tawaran tersebut. Ingatkah ki ta juga, sahabat Rasulullah yang bernama Suhaib Ar Rumy, yang ketika hendak hijrah ke Madinah, ditengah jalan ia dicegat oleh sekelompok kafir Mekkah, dengan berani ia berkata: "Biarkan saya pergi, dan ambil oleh kalian semua harta yang aku tinggalkan!". Subhanallahâ¦Begitulah, ia lebih mencintai dan mengharapkan ridha Allah dan Rasulullah â"Nya daripada kesenangan dunia. Akankah sama hal kita dengan mereka jika seandainya kita mendapat tawaran kesenangan yang serupa? Akankah kita akan tegar di jalan dakwah ketika sudah diberikan kemewahan dan kesenangan dunia? Manusia, ketika sulit, kebanyakan kuat imannya, namun ketika diberi kesenangan, banyak yang lupa diri. Na'uzubillah.
ÙÙÙ ÙØÙبÙ'ÙØ© اÙÙ'عÙبÙ'د رÙبÙ'٠٠سÙبÙ'ØÙاÙÙ ÙÙتÙعÙاÙÙ٠٠بÙÙÙعÙ'ÙÙ Ø·ÙاعÙتÙØ ÙÙتÙرÙ'ÙÙ Ù ÙØ®ÙاÙÙÙÙتÙØ ÙÙÙÙØ°ÙÙÙÙÙ Ù ÙØÙبÙ'ÙØ© رÙسÙÙ٠اÙÙÙ - صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ(Mencintai Allah dengan melaksanakan ketaataatan terhadapnya, meninggalkan laranganNya, serta mencintai Rasulullah Saw.)
Saudaraku,
Rasulullah mensifati keimanan di sini sebagai sesuatu yang manis. Manisnya makanan dapat terasa di lidah jika kondisi badan sedang sehat, bilamana badan tak sehat rasa manis itu pun hilang. Begitu juga halnya iman, manisnya tidak akan dirasa jika iman bermasalahâ¦
Saudaraku,
Manisnya iman terlihat di dalam keluasan dan kelapangan dada, baik di dalam senang maupun susah. Ia akan tampak dalam bentuk kekuatan menanggung beban dan menghadapi kesulitan. Seseorang yang mendapatkan manisnya iman akan selalu merasakan kedekatan dengan Allah, selalu yakin akan janji-Nya, ridha akan ketentuan-Nya, dan berpasrah diri di hadapan-Nya. Orang itu akan memiliki manhaj hidup yang jelas berdasarkan keimanan, dia akan menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, walau bertentangan dengan keingi nannya dan kehendaknya. Ia juga akan menjaga dan mempererat hubungannya dengan Allah, manusia, dan semua yang berada di alam ini.
Manisnya iman akan melahirkan keridhaan akan segala ketentuan Allah. Betapa tidak, iman yang menghunjam di dalam dada memberikannya keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas ketentuan-Nya, dan ketentuan-Nya itulah yang terbaik. Bukankah segala sesuatu dalam diri adalah milik Allah dan kita hanya dititipi? Maka ketika Allah mengambilnya yang lahir adalah rasa sabar, dan jika Allah menambahkannya yang timbul adalah kesyukuran.
Rasulullah saw bersabda:
عÙجÙبÙا ÙØ£ÙÙ Ù'ر٠اÙÙ'Ù ÙؤÙ'Ù ÙÙ٠إÙÙÙ'٠أÙÙ Ù'رÙÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ø®ÙÙÙ'ر٠ÙÙÙÙÙÙ'س٠ذÙاÙÙ ÙØ£ÙØÙد٠إÙÙاÙ'Ù ÙÙÙÙ'Ù ÙؤÙ'Ù ÙÙ٠إÙÙÙ' Ø£ÙصÙابÙتÙ'Ù٠سÙرÙ'Ùاء٠شÙÙÙر٠ÙÙÙÙاÙÙ Ø®ÙÙÙ'رÙا ÙÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙ' Ø£ÙصÙابÙتÙ'Ù٠ضÙرÙ'Ùاء٠صÙØ ¨Ùر٠ÙÙÙÙاÙÙ Ø®ÙÙÙ'رÙا ÙÙÙÙ.
Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu, segala perkara baik baginya dan itu tidak terjadi kepada selain orang mukmin. Jika ia diberi kesenangan ia bersyukur, dan itu adalah terbaik baginya. Dan jika ia ditimpa kesulitan ia bersabardan itu adalah terbaik baginya. (HR. Muslim)
Manisnya iman akan melahirkan keyakinan bahwa Allah sangat sayang kepadanya. Bahkan ketika ia terjatuh ke kubang dosa dan maksiat, Allah tetap melimpahkan nikmat-Nya. Dan bila ia bertobat Allah akan sangat gembira seraya membuka pintu maaf-Nya selebar-lebarnya. Dalam shoheh Muslim (Juz 8 Hal. 92. Hadits ke: 7131) di ceritakan sebuah gambaran tentang betapa senangnya Allah kepada seorang hamba-Nya yang bertaubat. Seorang yang dalam perjalanan, bersamanya kuda dan segala perbekalan. kemudian ia tertidur namun ketika terbangun ia tidak menemukan kudanya lagi lalu ia mencari dan terus mencari hingga ia tak sa nggup lagi karena kelelahan. Ia pun pasrah dan tertidur. Tiba-tiba ia terbangun dan di sampingnya telah ada kuda dan perbekalannya. Ia kemudian berucap: "Allah, engkau hambaku dan Aku tuhanMu" Saking senangnya ia tersalah dalam ucapan. Kata Rasulullah: "Allah lebih senang dengan taubatnya seorang hamba dari senangnya pemilik kuda ini ketika menemukan kudanya kembaliâ¦"
Coba kembali renungkan, dalam tafakkur dan muhasabah, renungkan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, niscaya di sana kita akan melihat dan merasakan, betapa besar kasih sayang-Nya kepada kitaâ¦
Saudaraku,
Manisnya iman itu harus di cari dan diusahakan, salah satu tips agar kita merasakan manisnya iman adalah, kita harus memiliki satu amalan yang dirahasiakan. cukup kita dan Allah saja yang tahu, rahasiakan amalan itu walau kepada orang terdekat kepada kita sekalipun. Dan satu lagi, untuk meraih manisnya iman banyak-banyaklah berdoa seperti sebuah doa yang diajarkan ol eh Rasulullah saw:
اÙÙÙÙÙ Ù'٠إÙÙÙ'Ù٠أÙسÙ'Ø£ÙÙÙÙÙ ØÙبÙ'ÙÙÙØ ÙÙØÙبÙ'Ù Ù ÙÙÙ' ÙÙØÙبÙ'ÙÙÙØ ÙÙاÙÙ'عÙÙ ÙÙ٠اÙÙ'ÙØ°ÙÙ ÙÙبÙÙÙ'ÙغÙÙÙÙ ØÙبÙ'ÙÙÙØ Ø§ÙÙÙÙÙ Ù'٠اجÙ'عÙÙÙ' ØÙبÙ'ÙÙ٠أÙØÙبÙ'٠إÙÙÙÙÙ'Ù Ù ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'سÙÙØ ÙÙØ£ÙÙÙ'ÙÙÙØ ÙÙÙ ÙÙÙ' اÙÙ'Ù Ùاء٠اÙÙ'بÙارÙدÙ
- جاÙ
ع اÙترÙ
Ø°ÙØ Ùتاب اÙدعÙات -
Ya Allah, sesungguhnya aku meminta cintaMu, kecintaan orang yang mencintaiMu, juga amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan terhadapMu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan terhadapMu melebihi kecintaanku terhadap diriku, hartaku dan air yang dingin. []
sungguh indah ungkapan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berikut, Beliau bersabda:
Ø«ÙÙÙاث٠٠ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'Ù ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙجÙد٠ØÙÙÙاÙÙة٠اÙÙØ¥ÙÙ'Ù ÙاÙÙØ Ø£ÙÙÙ' ÙÙÙÙÙÙ'Ù٠اÙÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙ'ÙÙÙ٠أÙØÙبÙ'٠إÙÙÙÙÙ'ÙÙ Ù ÙÙ Ù'Ùا سÙÙÙاÙÙÙ ÙØ§Ø ÙÙØ£ÙÙÙ' ÙÙØÙبÙ'٠اÙÙ ÙرÙ'Ø¡Ù ÙÙا ÙÙØÙبÙ'ÙÙ٠إÙÙÙ'Ùا ÙÙÙÙÙØ ÙÙØ£ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'رÙÙ٠أÙÙÙ' ÙÙعÙÙد٠ÙÙ٠اÙÙÙÙÙ'ر٠ÙÙÙ Ùا ÙÙÙÙ'رÙÙ٠أÙÙÙ' ÙÙÙÙ'Ø°ÙÙÙ Ù٠اÙÙÙ'ÙارÙ
Tiga hal yang bisa membuat seseorang bisa merasakan manisnya keimanan: Mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan tidak mau kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak mau dilemparkan ke dalam api. (H.R. Bukhari Muslim)
Imam Nawawi, ketika mengomentari hadits ini di dalam Syarh Muslim menerangkan, makna halawatul Iman adalah:
اÙسÙ'تÙÙÙ'Ø°Ùاذ اÙØ·Ù'ÙاعÙات
Seorang hamba yang sudah mendapatkan manisnya iman akan merasa nikmat dalam melakukan ketaatan. Segala perintah Allah akan terasa ringan baginya. Semua larangan Allah akan dengan mudah ditinggalkannya. Ketaatan baginya bukanlah beban. Larangan Allah untuknya bukanlah pembatasan kebebasan, atau pengekangan, tapi akan ia rasakan sebagai suatu bentuk kasih sayang Allah agar ia selamat, baik di dunia maupun di akh irat.
تÙØÙÙ Ù'ÙÙ٠اÙÙ ÙØ´ÙÙÙ'Ùات ÙÙ٠رÙضÙا اÙÙ٠عÙزÙ'Ù ÙÙجÙÙÙ'ÙØ ÙÙرÙسÙÙÙÙ - صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ - ÙÙØ¥ÙÙØ«Ùار Ø°ÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠عÙرÙض٠اÙدÙ'ÙÙÙ'ÙÙا
Rasulullah dan para Sahabat Beliau yang mulia adalah tauladan kita semua dalam hal ini. Ingatkah kita, bagaimana pada suatu ketika, di saat pengaruh Islam semakin melebar luas, datanglah kepada Rasulullah beberapa orang pembesar kaum musyrikin Mekkah menawarkan beliau kedudukan, harta dan wanita. Namun, semua tawaran itu dengan tegas Beliau tolak. Ridha Allah lebih beliau pilih daripada ridha manusia, dakwah dan risalah ini lebih besar dan berharga bagi Beliau dari semua tawaran-tawaran tersebut. Ingatkah ki ta juga, sahabat Rasulullah yang bernama Suhaib Ar Rumy, yang ketika hendak hijrah ke Madinah, ditengah jalan ia dicegat oleh sekelompok kafir Mekkah, dengan berani ia berkata: "Biarkan saya pergi, dan ambil oleh kalian semua harta yang aku tinggalkan!". Subhanallahâ¦Begitulah, ia lebih mencintai dan mengharapkan ridha Allah dan Rasulullah â"Nya daripada kesenangan dunia. Akankah sama hal kita dengan mereka jika seandainya kita mendapat tawaran kesenangan yang serupa? Akankah kita akan tegar di jalan dakwah ketika sudah diberikan kemewahan dan kesenangan dunia? Manusia, ketika sulit, kebanyakan kuat imannya, namun ketika diberi kesenangan, banyak yang lupa diri. Na'uzubillah.
ÙÙÙ ÙØÙبÙ'ÙØ© اÙÙ'عÙبÙ'د رÙبÙ'٠٠سÙبÙ'ØÙاÙÙ ÙÙتÙعÙاÙÙ٠٠بÙÙÙعÙ'ÙÙ Ø·ÙاعÙتÙØ ÙÙتÙرÙ'ÙÙ Ù ÙØ®ÙاÙÙÙÙتÙØ ÙÙÙÙØ°ÙÙÙÙÙ Ù ÙØÙبÙ'ÙØ© رÙسÙÙ٠اÙÙÙ - صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
Saudaraku,
Rasulullah mensifati keimanan di sini sebagai sesuatu yang manis. Manisnya makanan dapat terasa di lidah jika kondisi badan sedang sehat, bilamana badan tak sehat rasa manis itu pun hilang. Begitu juga halnya iman, manisnya tidak akan dirasa jika iman bermasalahâ¦
Saudaraku,
Manisnya iman terlihat di dalam keluasan dan kelapangan dada, baik di dalam senang maupun susah. Ia akan tampak dalam bentuk kekuatan menanggung beban dan menghadapi kesulitan. Seseorang yang mendapatkan manisnya iman akan selalu merasakan kedekatan dengan Allah, selalu yakin akan janji-Nya, ridha akan ketentuan-Nya, dan berpasrah diri di hadapan-Nya. Orang itu akan memiliki manhaj hidup yang jelas berdasarkan keimanan, dia akan menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, walau bertentangan dengan keingi nannya dan kehendaknya. Ia juga akan menjaga dan mempererat hubungannya dengan Allah, manusia, dan semua yang berada di alam ini.
Manisnya iman akan melahirkan keridhaan akan segala ketentuan Allah. Betapa tidak, iman yang menghunjam di dalam dada memberikannya keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas ketentuan-Nya, dan ketentuan-Nya itulah yang terbaik. Bukankah segala sesuatu dalam diri adalah milik Allah dan kita hanya dititipi? Maka ketika Allah mengambilnya yang lahir adalah rasa sabar, dan jika Allah menambahkannya yang timbul adalah kesyukuran.
Rasulullah saw bersabda:
عÙجÙبÙا ÙØ£ÙÙ Ù'ر٠اÙÙ'Ù ÙؤÙ'Ù ÙÙ٠إÙÙÙ'٠أÙÙ Ù'رÙÙÙ ÙÙÙÙ'ÙÙÙ Ø®ÙÙÙ'ر٠ÙÙÙÙÙÙ'س٠ذÙاÙÙ ÙØ£ÙØÙد٠إÙÙاÙ'Ù ÙÙÙÙ'Ù ÙؤÙ'Ù ÙÙ٠إÙÙÙ' Ø£ÙصÙابÙتÙ'Ù٠سÙرÙ'Ùاء٠شÙÙÙر٠ÙÙÙÙاÙÙ Ø®ÙÙÙ'رÙا ÙÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙ' Ø£ÙصÙابÙتÙ'Ù٠ضÙرÙ'Ùاء٠صÙØ ¨Ùر٠ÙÙÙÙاÙÙ Ø®ÙÙÙ'رÙا ÙÙÙÙ.
Manisnya iman akan melahirkan keyakinan bahwa Allah sangat sayang kepadanya. Bahkan ketika ia terjatuh ke kubang dosa dan maksiat, Allah tetap melimpahkan nikmat-Nya. Dan bila ia bertobat Allah akan sangat gembira seraya membuka pintu maaf-Nya selebar-lebarnya. Dalam shoheh Muslim (Juz 8 Hal. 92. Hadits ke: 7131) di ceritakan sebuah gambaran tentang betapa senangnya Allah kepada seorang hamba-Nya yang bertaubat. Seorang yang dalam perjalanan, bersamanya kuda dan segala perbekalan. kemudian ia tertidur namun ketika terbangun ia tidak menemukan kudanya lagi lalu ia mencari dan terus mencari hingga ia tak sa nggup lagi karena kelelahan. Ia pun pasrah dan tertidur. Tiba-tiba ia terbangun dan di sampingnya telah ada kuda dan perbekalannya. Ia kemudian berucap: "Allah, engkau hambaku dan Aku tuhanMu" Saking senangnya ia tersalah dalam ucapan. Kata Rasulullah: "Allah lebih senang dengan taubatnya seorang hamba dari senangnya pemilik kuda ini ketika menemukan kudanya kembaliâ¦"
Coba kembali renungkan, dalam tafakkur dan muhasabah, renungkan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, niscaya di sana kita akan melihat dan merasakan, betapa besar kasih sayang-Nya kepada kitaâ¦
Saudaraku,
Manisnya iman itu harus di cari dan diusahakan, salah satu tips agar kita merasakan manisnya iman adalah, kita harus memiliki satu amalan yang dirahasiakan. cukup kita dan Allah saja yang tahu, rahasiakan amalan itu walau kepada orang terdekat kepada kita sekalipun. Dan satu lagi, untuk meraih manisnya iman banyak-banyaklah berdoa seperti sebuah doa yang diajarkan ol eh Rasulullah saw:
اÙÙÙÙÙ Ù'٠إÙÙÙ'Ù٠أÙسÙ'Ø£ÙÙÙÙÙ ØÙبÙ'ÙÙÙØ ÙÙØÙبÙ'Ù Ù ÙÙÙ' ÙÙØÙبÙ'ÙÙÙØ ÙÙاÙÙ'عÙÙ ÙÙ٠اÙÙ'ÙØ°ÙÙ ÙÙبÙÙÙ'ÙغÙÙÙÙ ØÙبÙ'ÙÙÙØ Ø§ÙÙÙÙÙ Ù'٠اجÙ'عÙÙÙ' ØÙبÙ'ÙÙ٠أÙØÙبÙ'٠إÙÙÙÙÙ'Ù Ù ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'سÙÙØ ÙÙØ£ÙÙÙ'ÙÙÙØ ÙÙÙ ÙÙÙ' اÙÙ'Ù Ùاء٠اÙÙ'بÙارÙدÙ
Ya Allah, sesungguhnya aku meminta cintaMu, kecintaan orang yang mencintaiMu, juga amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan terhadapMu. Ya Allah, jadikanlah kecintaan terhadapMu melebihi kecintaanku terhadap diriku, hartaku dan air yang dingin. []
Penulis : Rojja Pebrian, Lc
PIP PKS Brunei
Kandidat Master Universiti Islam Sultan Sharif Ali â" Brunei Darussalam nah sekian itu artikel postingan tentang Halawatul Iman (Manisnya Iman) semoga sharepaste dapat memberikan tebaik untuk anda , jangan lupa ada yang terkait tuh di bawah ini dan ada juga yang musti kamu baca lewat daftar isinya ^_^