Dering HP Pemicu Cemburu

Dering HP Pemicu Cemburu - Aman saja sebetulnya wilayah Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang (Jatim). Tapi seperti dalam status Siaga I saja, Kadir  dan Wisnu ke mana-mana selalu membawa clurit. Ternyata keduanya sedang “perang dingin” gara-gara perempuan. Kadir memang sangat cemburu, karena sebentar-bentar Wisnu menghubungi bininya lewat HP.

Tehnologi komunikasi semakin maju saja. Dengan HP orang bisa berhubungan dengan cepat dengan pihak kedua. Tapi berkat HP pula, orang bisa berhubungan intim dengan pasangan yang bukan haknya. Sudah banyak kasus terjadi, orang semakin mudah selingkuh karena difasilitasi HP. Bila dulu orang bertelpon harus di rumah atau kantor, kini di tempat sepi orang sudah bisa janjian kencan gara-gara HP.

Istri Kadir, 27 (bukan nama sebenarnya), yang bernama Wiwik, 22 (bukan nama sebenarnya), belakangan juga suka kontak-kontakan dengan lelaki lain lewat HP. Entah apa saja yang diomongkan, tak begitu jelas. Yang membuat Kadir selaku suami cemburu, lawan bicaranya adalah Wisnu, lelaki duda warga tetangga desa. Kadir tahu persis bahwa lelaki duda biasanya lebih ganas, apa lagi rekanan telepon Wiwik ini namanya Wisnu. “Wisnu kan kepanjangan kata wis suwe ora nganu (sudah lama tak begituan)….,” kata Kadir cari pembenaran.

Kadir sebetulnya sudah menegur istrinya, jangan gampangan menerima telepon lelaki. Tapi istrinya tak bisa mematuhi, karena hubungan telepon itu terjadi atas inisiatip pihak Wisnu sendiri, bukan Wiwik yang mengontak duluan. Jika tak diangkat, nanti kan dianggap sombong. Bayangkan jika Wisnu sampai memaki “belum kaya dan cantik macam Angelina Sondakh saja sudah belagu”, nggak enak kan?

Akan halnya Wisnu, Kadir juga pernah menegur agar jangan terlalu sering menghubungi istrinya. Tapi justru Wisnu yang balik nyekekerke (mempermalukan). Undang-undang mana dan pasal berapa yang melarang orang bertelpon-telponan. Sekeras-kerasnya Orde Baru, tak pernah Pak Harto melarang laki perempuan bertelpon-telponan. “Kok ini kamu yang bukan Menkominfo, bukan pula Menteri Perhubungan, kenapa melarang orang telepon?” kata Wisnu kala itu.

Habis sudah Kadir disrekal (dijegal) oleh lelaki yang pintar bicara macam pengacara itu. Sejak itu keduanya tak mau lagi bertegus sapa, meski amprok di jalan. Dan celakanya, Wisnu makin gencar saja bertelepon dengan Wiwik. Maka sekali waktu, sebelum HP diangkat istrinya, buruan Kadir menyambutnya. Yakin bahwa pengirimnya memang Wisnu, langsung saja duda banyak omong itu disemprotnya. Pertikaian pun makin meruncing.

Agaknya lelaki warga Desa Buwek ini sudah habis kesabarannya. Untuk menjaga berbagai kemungkinan, ke mana-mana dia sekarang membawa clurit. Begitu pula Wisnu, untuk jaga diri dari berbagai ancaman dia juga lalu melengkapi diri dengan sebilah clurit. “Mbuh ra ngerti sing mati sik aku apa Kadir (nggak tahu, siapa yang mati duluan, saya apa Kadir),” kata Wisnu.

Yang jadi sumber masalah, Wiwik, tak tahu bahwa perseteruan suaminya dengan Wisnu tetangga desa sudah begitu parahnya. Tahu-tahu, kemarin polisi datang ke rumah untuk menangkap Kadir, karena dia habis membacok Wisnu hingga mandi darah. Dalam pemeriksaan Kadir mengakui bahwa habis carok dengan Wisnu. Katanya, dia hanya mau mengingatkan, tiba-tiba Wisnu menyerang dulu. Lalu katanya, “Karena dia jual ya saya beli.”.

Uangnya pakai clurit ya? (DC/Gunarso TS)

sumber: http://www.poskotanews.com/2012/02/02/dering-hp-pemicu-cemburu/